MAKALAH ILMU HADIS
Hadis Da'if dan HadisMaw'dhu
Kata Pengantar
Segala puji Kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt. Yang telah membimbing Kita dengan petunjuk-petunjuk-Nya sebagaimana yang terkandung dalam Al-qur’an dan Sunnah, petunjuk menuju ke jalan yang lurus dan jalan yang di ridhai-Nya. Demikian juga, penulis bersyukur kepada Allah Swt yang telah memudahkan penulisan dan penyajian makalah ini hingga dapat terselesaikan.
Salawat serta salam semoga senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, para sahabat, keluarga dan para pengikutnya, terutama mereka yang memelihara keutuhan, kemurnian, dan orientasi sunnah.
Tentunya dalam penulisan makalah ini dengan segala keterbatasan, tidaka lepas dari kekurangan, tetapi penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir kekurangan-kekurangan tersebut. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan karya tulis berikutnya. Semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.
Samata, Gowa, Juni 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadis dha’if merupakan hadis yang tidak memenuhi beberapa persyaratan hadis shahih misalnya karena tidak bersambung sanad-nya, tidak adil dan tidak dapat diandalkan kekuatan atau daya ingat atau hapalan para perawi dalam seluruh sanad, atau karena adanya keganjilan baik dalam sanad atau pada matan, dan atau karena adanya cacat-cacat yang tersembunyi baik dalam sanad maupun dalam matan.
Cacata hadis dha’if dapat disimpulkan terkait pada dua hal, yakni pertama terkait dengan sanad dan kedua terkait denga matan. Cacat yang terkait dengan sanad bisa jadi karena tidak tersambung sanad-nya atau seorang perawi tidak bertemu langsung dengan seorang guru sebagai pembawa berita, ketidakadilan dan tidak dhabith, terjadi adanya keganjilan (syadzdz) dan cacat atau (‘illat). Sedang cacat yang terkait dengan matan adalah karena keganjilan (zyadzdz) dan cacat (‘illat) tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian hadis dha’if dan hadis mawdu’,
2. Sebab kedha’ifan dan kemawdu’an sebuah hadis,
3. Kehujahan hadis dha’if dan hadis mawdu’.
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian hadis dha’if dan hadis mawdu’,
2. Untuk mengetahui Sebab kedha’ifan dan kemawdu’an sebuah hadis,
3. Untuk mengetahui Kehujahan hadis dha’if dan hadis mawdu’.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadis Dha’if dan Hadis Mawdhu’
1. Hadis Dha’if
Dari dari segi bahasa dha’if berarti lemah lawan dari al-qawi atau kuat. Kelemahan hadis dha’if ini karena shanad dan matan-nya tidak memenuhi kriteria hadis kuat yang diterima. Dalam istilah hadis, dha’if adalah hadis yang tidak menghimpun hadis hasan sebab satu dari beberapa syarat yang tidak terpenuhi.
Jadi hadis dha’if adalah hadis yang tidak memenuhi sebagian atau semua pesyaratan hadis hasan atau shahi, misalnya sanadnya tidak bersambung (mutthashil), para perawanya tidakn adil dan tidak dhabith, terjadi keganjilanbaik dalam sanad tau matan (syadzdz) dan terjadinya cacat yang tersembunyi (‘illah) pada sanad dan matan.
2. Hadis Mawdhu’
Kata mawdhu’ berarti diletakkan, dibiarkan, digugurkan, ditinggalkan, dan dibuat-buat. Dalam istilah, mawdhu’ adalah sesuatu yang disandarkan kepada Rasul secara mengada-ada dan dan bohong dari apa yang tidak dikatakan beliau atau tidak dilakukan dan atau tidak disetujuinya.
Jadi, hadis mawdhu’ adalah hadis bohong atau hadis palsu, bukan dari Rasulullah tetapi dikatakan dari Rasulullah oleh seorang pembohong. Oleh karena itu, sebagai ulama ada yang tidak memasukkannya bagian dari hadis dha’if karena itu bukan hadis dalam arti yang sbenarnya dan ada pula yang memasukkannya, walaupun dikatakan hadis tetapi palsu dan bohong dalam arti palsu dan bohong ini meniadakan makna hadis.
B. Sebab Kedha’ifan dan Kemawdu’an sebuah Hadis
1. Sebab terjadinya Hadis Dha’if
a. Adanya pengguguran sanad
Dha’if sebab pengguguran sanad, adalah : hadis mursal, hadis munqathi, hadis mu’dhal, hadis hadis mu’allaq, dan hadis mudallas.
· Hadis Mursal adalah hadis yang sanadnya ada yang terlepas atau gugur yakni dikalangan sahabat atau tabi’in.
· Hadis Munqathi adalah hadis yang sanadnya terputus, artinya seorang perawi tidak bertemu langsung dengan pembawa berita baik di awal, di tengah, atau di akhir sanad, maka maksud di dalamnya hadis mursal, mu’allaq dan mu’dhal.
· Hadis Mu’dhal adalah hadis yang digugurkan dua orang perawi secara berturut-turut antara Malik dan Abu Hurairah yaitu Muhammad bin Ajlan dan ayahnya.
· Hadis Mu’allaq adalah hadis yang sanadnya bergantung karena dibuang dari awal sanad seorang perawi atau lebih secara berturut-turut.
· Hadis Mudallas adalah hadis menyembunyikan cacat dalam isnad dan menampakkan cara (periwayatan) yang baik.
b. Cacat karena keadilan
Hadis ini terbagi menjadi beberapa macam hadis, yaitu : hadis matruk, hadis majhul, dan hadis mubham.
· Hadis Matruk adalah hadis yang salah satu periwayatannya tertuduh dusta.
· Hadis majhul adalah hadis yang di dalam sanadnya terdapat seorang perawi yang tidak dikenal jati dirinya atau dikenal orangnya tetapi tidak dikenal identitas atau tidak dikenal sifat-sifat keadilan dan kedhabitannya.
· Hadis Mubham adalah tidak adanya penyebutan nama seorang perawi yang jelas, karena hanya disebutkan seorang laki-laki atau seorang perempuan saja tidak disebutkan nama yang jelas.
c. Cacat kedhabithannya
Hadis ini terbagi menjadi 7 hadis, yaitu : hadis Munkar, Mu’allal, Mudraj, Maqlub, Mudhtharib,
a. Hadis munkar adalah hadis yang sanadnya ada seorang perawih yang parah kesalahannya dan banyak kelupaan atau sangat lema daya ingatannya, sehingga periwayatannya menyendiri tidak sama dengan periwayatan orang tsiqah
b. Hadis Mu’allal adalah adanya cacat yang tersembunyi dan cacat itu mengurangi atau menghilangkan keshahihan suatu hadis.
c. Hadis Mudraj adalah tambahan atau sisipan dari seorang perai untuk menjelaskan atau memberikan pengantar matan hadis tetapi tidak ada pemisah yang membedakan antara tambahan atau sisipan dan matan hadis tersebut.
d. Hadis Maqlub adalah hadis yang berkaitan susunan kalimatnya tidak sesuai dengan susunan semestinya, terkadang mendahulukan yang segharusnya di akhirkan atau sebaliknya, atau mengganti kata lain dengan tujuan tertentu.
e. Hadis Mudhtharib adalah yang kontra antara satu dengan yang lain tidak dapat di kompromikan dan tidak dapat di tarjih (tidak dapat dicari yang lebih unggul) dan sama kekuatan kualitasnya.
f. Hadis Mushahhaf dan Muharraf
Hadis mushahhaf adalah hadis yang terdapat perbedaan di dalam nya dengan mengubah beberapa titik sedangkan bentuk tulisannya tetap. Sedangkan hadis muharraf adalah hadis yang terdapat perbedaan di dalam nya dengan mengubah syakal/harakat sedang bentuk tulisannya tetap.
g. Hadis Syadzdz adalah hadis yang ganjil, karena hanya dia sendiri yang meriwayatkan atau periwayatannya menyalahi periwayatan orang tsiqah atau yang lebuh tsiqah dan yang berakhir ini pendapat yang sahih.
2. Sebab terjadinya Hadis Mawdu’
Ada bebrapa yang menjadi penyebab terjadinya hadis mawdhu’nyaitu sebagai berikut:
a. Faktor Politik
Sebagaimana keterangan di atas b dampak konflik internal untuk islam ahwa awal hadis mawdhu’ ditimbulkan akibat dampak konflik internal antar umat islam awal yang kemudian menjadi terpecah ke beberapa sekte. Dalam sejarah sekte pertama yang menciptakan hadis mawdhu’ adalah syi’ah. Hal ini didukung oleh orang syiah sendiri, misalnya kata orang syiah sendiri , misalnya seperti kata Ibnu Abu-Hadid dalam Syarah nahju Al-Balaghah, bahwa asal-usul kebohongan dalam hadis-hadis tentang keutamaan adalah sekte syi’ah, mereka membuat beberapa hadis mawdhu’ untuk memusuhi lawan politiknya. Setelah hal itu diketahui oleh kelompok bahariyah, merekapun membalasnya dengan membuat hadis mawdhu’ pula.
b. Dendam Musuh Islam
Setelah Islam merontokka dua negara super power yakni kerajaan Romawi dan Persia. Islam tersebar kesegala penjuru dunia, sementara musuh-musuh Islam tersebut tidak mampu melawannya secara terang-terangan, maka mereka meracuni Islam melalui ajarannya dengan memasukkan beberapa hadis mawdhu’ ke dalamnya yang dilakukan oleh kaum zindiq. Hal ini dilakukan karena agar umat Islam lari dari padanya dan agar mereka men mingienarik perhatian lihat, bahwa ajaran-ajaran Islam itu menjijikan. Misalnya apa yang diriwayatkan mereka :
c. Fanatisme Kabilah, Negeri atau Pemimpin
Umat Islam pada masa sebagian Daulah Umawiyah sangat menonjol fanatisme Arabnya sehingga orang-orang nonarab merasa terisolasi dari pemerintahan, maka diantara mereka ada yang ingin memantapkan posisinya dengan membuat hadis mawdhu’ misalnya seseorang yang fanatik pada Kabilah Persia merasa bangga Persialah yang paling baik.
d. Qashshash ( Tukang Cerita )
Sebagai qashshash (ahli cerita atau ahli dongeng) ingin menarik perhatian para pendengarannya yaitu orang-orang awam agar banyak mendengar, penggemar dan mengundangnya dengan memanfaatkan profesinya itu untuk mencari uang, dengan cara memasukkan hadis mawdhu’ ke dalam propagandanya. Tukang cerita itu membuat beberapa periawayatan yang seoah-olah dari Rasulullah dengan menempelkan sanad seolah-olah hadis benra dari Rasulullah.
e. Mendekatkan dengan Kebodohan
Di antara tujuan mereka membuat hadis mawdhu’ adalah agar umat cinta kebaikan dan menjauhi kemungkaran, mencaintai akhirat, dan menakut-nakuti dari adzab Allah. Hal ini terjadi pada sebagian orang bodoh dalam agama tetapi saleh dan zuhud.
f. Menjilat Penguasa
Di antara mereka ada yang ingin mendekati penguasa dengan cara membuat hadis palsu yang sesuai dengan apa yang dilakukanna untuk mencari legalitas, bahwa ungkapan itu adalah hadis Rasulullah. Kesimpulan dari makalah in adalah hadis daif adalah meripakan hadis yang tidak memenuhi beberappersyaratan hadis shahih misalnya karen tidak berlangsung sanad-nya(‘adam al-ittishal), tidak adil dan tidak di andalkan kekuatan daya ingat atau hapalan para perawi dalam seluruh sanad (‘adam
Komentar
Posting Komentar