( Zakat dan Puasa
)
Disusun Oleh :
Kelmpok
Muhammad Abdi :170101040109
Muhammad
Fadillah :170101040237
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan
kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya-Nya dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Fiqih
dengan judul ”Zakat dan Puasa”
Sebagai seorang muslim yang
taat beragama sepantasnyalah kita harus melaksanakan apa saja yang di perintah
dan dilarang oleh Allah SWT. salah satu perintah dari Allah yaitu melaksanakan
Rukun Islam, yang diantaranya adalah Shalat, Puasa, Zakat dan Haji. Apabila
sebagai umat muslim kita mampu melaksanakan Rukun-rukun Islam tersebut maka
sepantasnyalah kita akan mendapatkan hikmah dari pelaksanaan tersebut berupa
ketenangan dan ketentraman hidup.
Banjarmasin,
Febuari 2018
A. Pengertian Zakat
Zakat menurut
istilah agama islam artinya “kadar harta yang tertentu, zakat yang diberikan kepada
yang berhak menereimanya, dengan beberapa syarat.”
Hukumnya: zakat adalah salah satu
rukun islam yang lima, fardu’ain atas orang-orang yang cukup syarat-syaratnya. Zakat
mulai diwajibkan pada tahun kedua hijriah2.
Firman Allah Swt.;
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ
بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.”(At-Taubah; 103)
Sabda
Rasulullah Saw.;
عَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا:
( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم بَعَثَ مُعَاذًا رضي الله عنه إِلَى اَلْيَمَنِ
) فَذَكَرَ اَلْحَدِيثَ, وَفِيهِ: ( أَنَّ
اَللَّهَ قَدِ اِفْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً فِي أَمْوَالِهِمْ, تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ,
فَتُرَدُّ فِي فُقَرَائِهِمْ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ,
وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيّ ِ
“Dari
Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengutus Mu'adz ke
negeri Yaman ia meneruskan hadits itu dan didalamnya (beliau bersabda):
"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan mereka zakat dari harta mereka yang
diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan dibagikan kepada orang-orang
fakir di antara mereka." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.
B. Benda yang wajib dizakati
1. Binatang
ternak
Jenis binatang yang wajib dikeluarkan zakatnya
hanya unta, sapi, kerbau, dan kambing. Keterangannya yaitu ijma’.
Syarat bagi
pemilik binatang yang wajib zakat tersebut adalah:
a. Islam.
Orang non-islam, walaupun mempunyai binatang tersebut ia tidak wajib berzakat.
b. Merdeka.
Seorang hamba tidak wajib berzakat.
c. Milik
yang sempurna. Sesuatau yang belum sempurna kepemilikannya tidak wajib berzakat
d. Cukup
satu nisab.
e. Sampai
satu tahun lamanya dipunyai
f. Digembalakan
dirumput yang mubah. Binatang yang diumpan(diambilkan makanannya) tidak wajib
zakat.
2. Emas
dan perak
Barang tambang yang lain tidak wajib dizakati.
Syarat bagi pemilik emas dan perak yang wajib
dizakati:
a. Islam.
b. Merdeka.
c. Milik
yang sempurna.
d. Sampai
satu nisab.
e. Sampai
satu tahun disimpan.
3. Biji
makanan yang mengenyangkan
Seperti beras, jagung, gandum, adas, dan
sebaiannya. Adapun biji makanan yang tidak mengenyangkan seperti kacang tanah,
kacang panjang, buncis, tanaman muda, dan sebagiannya tidak wajib dikeluarkan
zakati.
Syarat bagi pemilik biji-biji makanan yang wajib
dizakati tersebut yaitu:
a.
Biji makanan itu
ditanam oleh manusia.
b.
Biji makanan itu
mengenyangkan dan tahan disimpan lama.
4.
Buah-buahan
Yang dimaksud dengan
buah-buahan yang wajib dizakati hanya kurma dan anggur saja sedangkan yang
lainnya tidak.
”rasulullah saw. Telah
menyuruh suoaya menaksir buah anggur itu berapa banyak buahnya, seperti
menaksir buah kurma, dan beliau menyuruh juga supaya memungut zakat anggur
sesudah kering, seperti mengambil zakat buah kurma, juga sesudah
kering”(riwayat tarmidzi dan ia menilainya sebagai hadis hasan)
5.
Harta perniagaan
Harta perniagaan wajib
dizakati, dengan syarat-syarat seperti telah disebutkan pada emas dan perak.
Sabda rasulullah saw.:
Dari samurah, ”rasulullah saw.
Memerintahkan kepada kami agar mengeluarkan zakat barang yang disediakan untuk
dijual”(riwayat daruqutni dan abu dawud)
Tahun perniagaan
dihitung dari mulai berniaga. Pada tiap-tiap akhir tahun perniagaan dihitunglah
harta perniagaan itu, apabila cukup satu nisab, maka wajib dibayarkan zakatnya,
meskipun dipangkal tahun atau ditengah tahun tidak cukup satu nisab. Sebaliknya
kalau dipangkal tahun cukup satu nisab,
tetapi karena rugi diakhir tahuntidak cukup lagi satu nisab, tidak wajib zakat.
Jadi, perhitungan akhir tahun perhitungan itulah yang menjadi ukuran sampai
atau tidaknya satu nisab.
Nisab harta
perniagaan adalah menurut pokoknya. Kalau pokoknya emas, nisabnya seperti emas.
Kalau pokoknya perak, nisabnya seperti nisab perak; dan harta perniagaan
hendaklah dihitung dengan harga pokok (emas atau perak).
C. Orang yang berhak menerima
zakat
Orang orang yang berhak menerima zakat hanya mereka yang yang telah
ditentukan Allah swt. Dalam al-quran. Mereka itu terdiri atas delapan
golongan
Firman
Allah swt.:
”sesungguhnya zakat itu hanya untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang yang berutang, untuk dijalan Allah
swt, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapa yang
diwajibkan Allah swt.”(Q.S At- Taubah:
60)
D. Di antara faedah dan hikmah
zakat adalah :
1. Menyempurnakan keislaman
seorang hamba. Zakat merupakan bagian dari rukun Islam yang lima. Apabila
seseorang melakukannya, maka keislamannya akan menjadi sempurna. Hal ini tidak
diragukan lagi merupakan suatu tujuan/hikmah yang amat agung dan setiap muslim
pasti selalu berusaha agar keislamannya menjadi sempurna.
2. Menunjukkan benarnya iman
seseorang. Sesungguhnya harta adalah sesuatu yang sangat dicintai oleh jiwa.
Sesuatu yang dicintai itu tidaklah dikeluarkan kecuali dengan mengharap balasan
yang semisal atau bahkan lebih dari yang dikeluarkan. Oleh karena itu, zakat
disebut juga shodaqoh (yang berasal dari kata shidiq yang berarti benar/jujur)
karena zakat akan menunjukkan benarnya iman muzakki (orang yang mengeluarkan
zakat) yang mengharapkan ridha Allah dengan zakatnya tersebut.
3. Membuat keimanan seseorang
menjadi sempurna. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang
artinya,
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ
مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak
sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga dia mencintai saudaranya
sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.”
(HR.
Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45).
Wahai saudaraku, sebagaimana engkau mencintai jika
ada saudaramu meringankan kesusahanmu, begitu juga seharusnya engkau suka untuk
meringankan kesusahan saudaramu. Maka pemberian seperti ini
merupakan tanda kesempurnaan iman Anda.
4. Sebab masuk surga. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِى الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا
مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا ». فَقَامَ أَعْرَابِىٌّ فَقَالَ لِمَنْ
هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « لِمَنْ أَطَابَ الْكَلاَمَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ
وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ».
“Sesungguhnya
di surga terdapat kamar yang luarnya dapat terlihat dari dalamnya dan dalamnya
dapat terlihat dari luarnya.” Kemudian ada seorang badui berdiri lantas bertanya,
“Kepada siapa (kamar tersebut) wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Bagi orang
yang berkata baik, memberi makan (di antaranya lewat zakat, pen), rajin
berpuasa, shalat karena Allah di malam hari di saat manusia sedang terlelap
tidur.”
(HR. Tirmidzi no. 1984. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini hasan). Setiap kita tentu saja ingin
masuk surga.
5. Menjadikan masyarakat Islam
seperti keluarga besar (satu kesatuan). Karena dengan zakat, berarti yang kaya
menolong yang miskin dan orang yang berkecukupan akan menolong orang yang
kesulitan. Akhirnya
setiap orang merasa seperti satu saudara. Allah Ta’ala berfirman,
وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ
“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.” (QS. Al Qoshosh: 77)
E. Pengertian puasa
“saumu”(puasa), menurut Bahasa arab adalah “menahan
dari segala sesuatu” seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara
yang tidak bermanfaat dan sebagainya.
Menurut
istilah agama islam yaitu “menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu
hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat
dan beberapa syarat.”
Firman
Allah swt.:
وَكُلُوا
وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ
مِنَ الْفَجْرِ
“makan minumlah hingga terang bagimu benang putih
dari benang hitam, yaitu fajar.” (Al-Baqarah: 187)
F. Macam-macam puasa
1. Puasa
wajib, yaitu puasa dibulan Ramadhan,puasa kafarat, dan ouasa nazar
2.
Puasa sunat,
seperti puasa senin/kamis dll
3.
Puasa makruh
4.
Puasa haram, yaitu
puasa pada hari raya idul fitri, hari raya haji, dll
Syarat wajib puasa
1.
Berakal, orang
yang gila tidak wajib berpuasa.
2.
Balig (umur 15
tahun keatas) atau ada tanda-tanda yang lain, anak kecil tidak wajib berpuasa.
3.
Kuat
berpuasa.orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit, tidak
wajib berpuasa.
G. Syarat syah puasa
1. Islam.
Orang yang bukan islam tidak sah berbuasa
2. Mumayiz
(dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik).
3. Suci
dari darah haid(kotoran) dan nifas(darah sehabis melahirkan)tetapi keduanya
wajib mengqada(membayar) puasa yang tertinggal itu secukupnya
4.
Dalam waktu yang
diperbolehkan puasa padanya.
H. Rukun puasa
1.
Niat pada malam
harinya,atau ketika sahur
2.
Menahan diri dari
segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.
I. Yang membatalkan
puasa
1.
Makan dan minum.
2.
Muntah yang
disengaja,
Sabda Rasulullah saw.:
مَنْ ذَرَعَهُ
القَيْءُ فَلَا قَضَاءَ عَلَيْهِ، وَمَنِ اسْتَقَاءَ فَعَلَيْهِ القَضَاءُ
Dari abu hurairah. Rasulullah saw. Telah berkata,”barang siapa terpaksa
muntah, tidaklah wajib mengqada puasanya, dan barang siapa yang mengusahakan
muntah, maka hendaklah dia mengqada puasanya
(H.R
Abu dawud,Tarmidzi, dan ibnu Hibban).
3. Bersetubuh
pada siang hari.
4. Keluar
darah haid atau nifas.
5. Gila.
Jika gila itu datang waktu siang hari, batallah puasanya.
6. Keluar
mani dengan sengaja.
J. Sunat puasa
1.
Menyegerakan
berbuka apabila telah nyata dan yakin matahari telah terbenam.
2. Berbuka
dengan kurma, sesuata yang manis, atau dengan air.
3. Berdoa
sewaktu berbuka puasa.
4. Makan
sahur sesudah tengah malam, dengan maksud supaya menambah kekuatan ketika
berpuasa.
K. Keutamaan ibadah puasa
1.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“اَلصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ
صَائِمًا فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ،
فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ (مَرَّتَيْنِ)، وَالَّذِيْ نَفْسِي بِيَدِهِ، لَخُلُوْفُ
فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ، يَتْرُكُ طَعَامَهُ
وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي، اَلصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، وَالْحَسَنَةُ
بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا.”
“Puasa itu adalah perisai. Oleh karena itu, jika salah seorang di antara
kalian berpuasa, maka janganlah dia berkata-kata kotor dan tidak juga berlaku
bodoh. Jika ada orang yang memerangi atau mencacinya, maka hendaklah dia
mengatakan, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’ (sebanyak dua kali). Demi Rabb
yang jiwaku berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum
di sisi Allah Ta’ala daripada aroma minyak kesturi, di mana dia meninggalkan
makanan, minuman, dan nafsu syahwatnya karena Aku (Allah). Puasa itu untuk-Ku
dan Aku akan memberikan pahala karenanya dan satu kebaikan itu dibalas dengan
sepuluh kali lipatnya.”
2. Hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah Radhiyallahu anhu, ia
berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ
وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلاَةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ.”
”Kesalahan seseorang terhadap keluarga, harta dan tetangganya akan
dihapuskan oleh shalat, puasa dan shadaqah.”
3. Hadits yang diriwayatkan dari Sahl Radhiyallahu anhu, ia berkata,
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَاباً يُقَالُ لَهُ
الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ
أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ: أَيْنَ الصَّائِمُوْنَ؟ فَيَقُوْمُوْنَ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ
أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُوْا أُغْلِقُ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ.”
”Sesungguhnya di Surga itu terdapat satu pintu yang diberi nama
ar-Rayyan. Dari pintu itu orang-orang yang berpuasa akan masuk pada hari Kiamat
kelak. Tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu itu selain mereka.
Ditanyakan, ‘Mana orang-orang yang berpuasa?’ Lalu mereka pun berdiri. Tidak
ada seorang pun yang masuk melalui pintu itu selain mereka. Jika mereka sudah
masuk, maka pintu itu akan ditutup sehingga tidak ada lagi seorang pun yang masuk
melalui pintu tersebut.’
4. Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia
berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“إِذَا جَاءَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ
الْجَنَّةِ.”
”Jika Ramadhan tiba, maka pintu-pintu Surga dibuka.’
5. Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia
berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أبْوَابُ
السَّمَاءِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِيْنُ.”
”Jika bulan Ramadhan telah masuk, maka pintu-pintu langit akan dibuka
dan pintu-pintu Jahannam akan ditutup dan syaitan-syaitan pun dibelenggu”
DAFTAR PUSTAKA
Rasjid, sulaiman. 2017 FIQIH ISLAM, Bandung: Sinar Baru Algensindo
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin -rahimahullah Kitab ‘Syarhul
Mumthi’ ‘ala
Zaadil Mustaqni’ (6/7-11,
terbitan Dar Ibnul Jauzi) ,
https://almanhaj.or.id/3955-keutamaan-keutamaan-puasa-dan-rahasia-rahasianya.html.
Komentar
Posting Komentar