Langsung ke konten utama

Makalah Tentang Tanggung Jawab Kepemimpinan


Tanggung Jawab Kepemimpinan


Di Susun Oleh :

Gita Sonia Arianti
170101040451
Siti Misbah
170101040108










KATA PENGANTAR

Description: Description: images

Assalamualaikum. Wr Wb.
Segala puji hanya milik Allah SWT. Dia-lah yang telah memberikana kami nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah dalam bentuk yang sangat sederhana ini.
Makalah ini di  susun guna memenuhi tugas mata kuliah Hadis sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Hadis yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wa’alaikumsalam. Wr Wb.




Banjarmasin, Maret 2018


Penyusun



  DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i        
DAFTAR ISI............................................................................................. ii        
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
a.       Latar Belakang Masalah................................................................. 1        
b.      Rumusan Masalah.......................................................................... 1        
c.       Tujuan Penulisan............................................................................ 2        
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 3
A.    Setiap muslim adalah pemimpin..................... ..........................3
B.     Pemimpin adalah pelayan masyarakat. .....................................4
C.     Batas ketaatan kepada pemimpin.............................................5
BAB III PENUTUP....................................................................................8
a.       Simpulan .........................................................................................8.........
b.      Saran.............................................................................................. 8        
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 9        



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup manusia, bahwa setiap manusia dibebani dengan tangung jawab. Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab. Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan.
Tanggung jawab manusia dalam bidang sosial ekonomi telah ada dalam al-qur’an. Salah satunya adalah tanggung jawab manusia dalam menafkahkan hartanya dijalan Allah. Seperti pada surat berikut ini:
وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِب الْمُحْسِنِين
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.(Al-Baqarah: 195)


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu yang dimaksud dengan setiap muslim adalah pemimpin?
2.      Apa itu yang dimaksud dengan pemimpin adalah masyarakat?
3.      Apa itu yang dimaksud dengan pemimpin adalah batas ketaatan kepada pemimpin?


C.    Tujuan penulisan
1.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan setiap muslim adalah pemimpin.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan pemimpin adalah pelayan masyarakat.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa yang  dimaksud dengan batas ketaatan kepada pemimpin.





















A.    Setiap Muslim adalah Pemimpin
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ عَلَيْهِمْ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِه
Terjemahan : 
Dari ‘ Abdullah bin ‘Umar ra, bahwa Rasulullah saw, bersabda:  “ Setiap orang dari kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban kepemimpinannya. Seeorang kepala pemerintahan (amir) yang mengurus rakyatnya akan dimintai pertanggung jawabannya. Seorang kepala keluarga adalah pemimpin keluarganya dan akan diminta pertanggung jawabannya. Seorang isteri adalah pemimpin terhadap rumah suaminya dan anak-anaknya dan akan dimintai pertanggung jawabannya. Seorang budak pria adalah pemimpin terhadap harta benda tuannya dan akan dimintai pertanggung jawabannya. Ketahuilah, setiap dari kalian adalah pemipin dan akan dimintai pertanggung jawabannya. (H.R Al-Bukhary).
1.      Penjelasan
Pemimpin adalah seseorang yang membimbing untuk menjalankan suatu hal atau misi yang diterima. Setiap orang atau individu memiliki sifat pemimpin yang melekat pada dirinya sendiri. Salah satu halnya yang paling umum adalah memimpin diri sendiri atau membimbing dirinya kearah jalan yang benar, agar bisa terhindar dari hal yang negative. Itu adalah contoh memimpin yang paling simple yang sulit itu memimpin orang-orang contohnya Presiden  atau tokoh-tokoh yang lain. Dalam rumah tangga pun suami bertugas memimpin anggota keluarganya agar terhindar dari murka allah, sama halnya dengan istri. Semua pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya kelak.

B.     Pemimpin adalah Penyelamat Masyarakat
حَدَّثَنَا مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ عَنِ الحَسَنِ أَنَّ عُبَيْدَاللهِ اِبْنَ زِيَادٍ عَادَ مَعْقِلَ بْنَ يَسَارٍ فِي مَارَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيْهِ, فَقَالَ لَهُ مَعْقِلٌ : إِنِّي مُحَدِّثُكَ حَادِثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ سَمِعْتُ النَّبِيَّ يَقُولُ : مَا مِنْ عَبْدٍ اسْتَرْعَاهُ اللهُ رَعِيَةً فَلَمْ يَحُطْهَا بِنَصِيْحَةٍ إِلاَّ لَمْ يَجِدْ رَائِحَةَ الجَنَّةِ
  (أخرجه البخري في : ٣٩ كتاب الأحكام :٨ باب من استرعى رعية فلم ينصح رقيق)
Terjemah:
Ma’qil bin Yasar, dari Al-Hasan, sesungguhnya Ubaidillah bin Ziyad menjenguk Ma’qil bin Yasar ketika dia sakit sebelum dia meninggal. Maka Ma’qil berkata kepada Ubaidillah bin Ziyad: aku akan menyampaikan kepadamu sebuah hadits yang telah aku dengar dari Rasulullah. Aku telah mendengar beliau bersabda: “Tiada seorang hamba yang diberi amanah rakyat oleh Allah lalu ia tidak memeliharanya dengan baik, melainkan hamba itu tidak akan mencium bau surga.”
[Al-bukhari meletakkan hadits ini di: 93 Kitab Hukum: 8. Bab orang yang diberi amanah lalu tidak memeliharanya]
1.      Penjelasan
Pemimpin yang benar adalah ia yang tidak memintingkan ego nya semata, tidak mendengarkan nafsu nya dan tidak memikirkan dirinya sendiri diatas bawahannya. Oleh karena itu pemimpin mempunyai tanggung jawab yang besar pada orang-orang atau suatu organisasi yang dipimpinnya
Pemimpin yang tidak amanah tidak akan mencium bau syurga dan tidak akan menikmati kenikmati syurga. Pemimpin yang tidak ingin memperhatikan rakyatnya atau memegang amanat dari rakyatnya tidak akan masuk syurga dengan rakyat yang dipimpinnya.
Para pemimpin yang membanu atau menolong rakyatnya maka Nabi akan mendoakannya agar Allah mempermudah semua urusannya, dan sebaliknya jika ia mempersulit rakyatnya maka Nabi akan mendoakannya agar Allah juga mempersuli turusan yang dikerjakannya

C.    Batas Ketaatan kepada Pemimpin
١٢٠٦~ عَلِيِّ قَالَ: بَعْثَ النَّبِيّ سَرِيَّةً وَأَمَّرَ عَلَيْهِمْ رَجُلاً مِنَ الأَنْصَارِ وَأَمَرَهُمْ أَنْ يُطِيْعُوهُ فَغَضِبَ عَلَيْهِم, وَقَالَ: أَلَيْسَ قَدْ أَمَرَ النَّبِيُّ أَنْ تُطِيْعُونِي قَالُوا: بَلَى قَالَ: عَزَمتُ عَلَيْكُمْ لَمَا جَمَعْتُمْ حَطَبًا وَأَوقَدْتُمْ نَارًا ثُمَّ دَخَلْتُمْ فِيهَا فَجَمَعُواحَطَبَا, فَأَوْقَدُوْا فَلَمَّا هَمُّوا بِدُّخُولِ فَقَامَ يَنْزُرُ بَعْضُهُمْ: إِنَّمَا تَبِعْنَا الـنَّبِيَّ فِرَارً مِنَ النَّارِ, أّفَنَدْخُلُهَا فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ خَمَدَتِ الـنَّرُ, وَسَكَنَ غَضَنبُهُ فَذُكِرَ لِلنَّبِيِّ فَقَالَ لَوْدَخَلُوهَا مَا خَرَجُوا مِنْهَا أ بَدًا, إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي المَعْرُوف
(أخرجه البخري في:٩٣ كتاب الأحكام: ٤ باب السمع و الطاعة للإمام مالم تكن معصيه)
Terjemah:
Ali berkata: Rasulullah mengirim sariyah (pasukan yang berjumlah 300-400 orang) dan diserahkan kepemimpinannya kepada salah seorang sahabat Ansar. Suatu saat dia marah kepada pasukannya dan berkata: tidakkah Nabi menyuruh kalian menurut kepadaku? Mereka menjawab: Benar. Kini aku perintahkan kalian untuk mengumpulkan kayu dan menyalakan api kemudian kalian masuk ke dalam api itu. Maka merekapun mengumpulkan kayu  dan menyalakan api, dan ketika akan masuk ke dalam api, mereka saling pandang satu sama lain dan berkata: kami mengikuti Nabi        karena takut dari api (neraka). Apakah kami akan memasukinya? Tidak lama

عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ: السَّمْعُ وَالطَاعَةُ عَلَى المَرْءِ المُسلِمِ فِيْـماَ أَحَبَّ وَكَرِهَ, مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ؛ فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلاَ سَمْعَ وَلاَ طَا عَةَ
(أخرجه البخري في : ٩٣ كتاب الأحكام:٤ باب السمع و الطعة للإمام ما لم تكن معصية)
Terjemah:
 Abdullah bin Umar dia berkata: Nabi bersabda: “Mendengar dan ta’at itu wajib atas seseorang, baik suka maupun benci, selama ia tidak diperintah untuk berbuat maksiat. Jika diperintah untuk berbuat maksiat, maka tidak ada kewajiban mendengar dan tidak wajib taat.”
      [Al-Bukhari meletakkan hadits ini di: 93. Kitab Hukum: 4. Bab. Mendengar dan Ta’at kepada Imam selama bukan dalam hal maksiat.]
kemudian padamlah api dan reda juga amarah pemimpin itu. Lalu kejadian itu di sampaikan kepada Nabi       . maka beliau bersabda: “Andaikan mereka masuk ke dalam api itu, niscaya mereka tidak akan keluar selamanya, sesungguhnya wajib taat itu hanya dalam kebaikan.”
       [Al-Bukhari meletakkan hadits ini di: 93 kitab Hukum: 4 bab mendengar dan taat kepada imam selama bukan dalam kemaksiatan]
Penjelasan:
      Perkataan إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي المَعْرُوف (, sesungguhnya wajib taat itu hanya dalam kebaikan.) pembahasannya ada pada surah Annisa:59
1.      Penjelasan
Mereka memrintahkan sesuatu yang didalamnya tidak ada perintah atau larangan syar’i didalam hal ini wajib menaati mereka. Jika tidak menaati termasuk orang-orang yang berdosa dan penguasa berhak memberi hukuman dengan sesuatu yang mereka pandang sesuai, karena telah melanggar perintah allah dalam menaati meraka[1]. Jika perintah yang diberikan itu tidak ada maksiatnya wajiblah kita menaatinya dan  jika didalamnya ada terkandung maksiat wajiblah kita tidak mengerjakannya karna wajib kita taat pada kebaikan.






















KESIMPULAN

Pemimpinan adalah seseorang yang membimbing untuk menjalankan suatu hal atau misi yang diterima. Setiap orang atau individu memiliki sifat pemimpinan yang melekat pada dirinya sendiri.Salah satu mempin diri sendiri atau membimbing diri kearah jalan yang benar,agar bisa terhindar dari hal yang bersifat negatif.ini adalah contoh memimpin yang paling simple yang sulit itu memimpin orang-orang.Jadi sebelum memimpin orang lain lebih baik kita memimpin diri sendiri kearah jalan yang benar.Pemimpin yang benar dalah orang yang tak mengutamakan egonya semata,tidak mendengarkan nafsunya dan tidak memikirkan dirinya sebdiri diatas bawahannya.










SARAN
Diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengamalkan sifat kepemimpinan dalam organisasi maupun dikehidupan sehari-hari terutama dalam masyarakat,dan terlebih dahulu sebelum memimpin orang lain kita harus belajar memimpin diri kita terlebih dahulu kearah yang lebih baik dengan cara tidak mengutamakan ego kita semata,tidak mendengarkan nafsu dan pemikiran sendiri diatas segalanya.

Daftar Pustaka
Mar’at. Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta Timur: Balai Aksara, 1984.
Ghazali, Muhammad Bahri, dan Djumadris. Hadis Tatbawi: CV.Pedoman Ilmu Jaya.
Wirawan. Kepemimpinan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013.
Muhammad, Syaikh. Syarah Riyadush Shalihin, Jakarta Timur: Darussalam Press, 2009.



[1] Syaikh Muhammad. Syarah Riyadhus Shalihin, jilid 2. (Jakarta timur:Darussalam Press ,2009). Hlm 1053

Komentar